Contoh Pelanggaran dalam Berinternet
CONTOH ETIKA ATAU PELANGGARAN INTERNET
- Menyebarkan berita hoax.
- Spam email.
- Membuat sebuah informasi bersifat provokasi.
B. Contoh pelanggaran etika dalam chatting (sosmed)
- Mengeluarkan pernyataan yang berbau SARA
- Penulisan kalimat menggunakan huruf kapital yang tidak tepat
- Merusak nama baik
- Menyebarkan hal-hal yang berbau kekerasan atau pornografi.
BERBAGAI MACAM KEGIATAN DALM ETIKA BERKIRIM SURAT MELALUI EMAIL DAN BERBICARA DALAM CHATTING
A. CONTOH PELANGGARAN ETIKA BERKIRIM SURAT
- Menyebar berita hoax sepertinya tidak hanya terjadi via email. Dalam dunia digital yang serba canggih ini informasi sangatlah cepat menyebar, dan pelakunya tak jarang melakukan aksinya bukan dengan akunnya. Misalnya pelaku menggunakan akun palsu atau bahkan mereka menggunakan akun orang lain. Hal-hal yang seperti sangatlah berbahaya. Dengan cara meng -hack akun orang lain tersebut, melalui email yang berupa link/sebuah aplikasi yang berformat .apk (untuk android) / .exe (untuk pc) yang berisi keylogger untuk menyadap semua kegiatan yang berkaitan dengan login akun dan akan terlihat passwordnya, setelah meng-hack akun tersebut pelaku menyebarkan berita hoax (berisi sara tentang agama,politik,ataupun ujaran kebencian).
- Spam email menjadi hal yang sangat menggangu.Spam adalah email yang tidak diminta oleh pengguna (unsolicitied email) yang dikirim ke banyak pengguna email. Contoh email yang berisi spam adalah: iklan, undian, informasi palsu, phishing, penipuan, dan lain sebagainya.
- Membuat informasi bersifat provokasi, yaitu membuat orang marah atau melakukan sesuatu, informasi ini biasanya tidak jelas asalnya. misalnya: demo karena terprovokasi oleh suatu informasi yang tidak jelas kebenaran dan asal usulnya.
B. CONTOH PELANGGARAN ETIKA DALAM CHATTING
- Mengeluarkan pernyataan yang berbau SARA, misalnya mngeluarkan pernyataan menghina atau merendahkan ras, suku, atau agama tertentu. Membanding-bandingkan bahkan menjelek-jelekan suatu kaum atau kelompok.
- Menulis kalimat kapital tidak tepat misalnya: Mengunakan kalimat perintah dengan kalimat kapital.
- Merusak nama baik seseorang dengan cara menuduh atau memfitnah orang tersebut.
- Menyebarkan hal-hal yang berbau kekerasan atau pornografi misalnya seseorang men-share video pembunuhan, penganiayaan dan video porno.
PROSES PROFESIONAL DALAM MENGUKUR PROFESIONALISME
Proses Profesional adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembakan profesi ke arah status profesional.
Pengertian Profesional sendiri adalah seseorang yang ahli dalam suatu bidang.
mengenal Profesionalisme.
Profesionalisme yaitu kompetisi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar dan juga komitmen dari pada anggota dari sebuah profesi untuk meningkatkan kemampuan dari individu atau kelompok.
Untuk mengukur profesionalisme tentunya perlu diketahui dulu standar profesionalnya. Secara teoritis menurut Gilley dan Enggland (1989) standar profesional dapat diketahui dengan 4 perspektif pendekatan. yaitu :
A. Pendekatan Filosofis.
Terdiri dari tiga hal pokok diantaranya:
- Pendekatan lambang profesional. Contoh: sertifikat, lisensi, dan akreditasi.
- Pendekatan sikap individu, yaitu melihat bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya.
- Pendekatan electic, melihat dari proses profesional, dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu.
B. Pendekatan Perkembangan Bertahap
Di bagian depan telah dijelaskan bahwa proses profesionalisme adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi kearah status profesional. Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah dalam proses berikut:
-Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu profesi.
- Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung profesi yang dijalaninya. Hal ini tentu saja disesuaikan dengan latar belakang akademis para pelaku profesi tersebut.
-Setelah individu-individu yang memiliki minat yang sama berkumpul, selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formla pada suatu lembagayang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah organisasi profesi.
-Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan hakikat sebuah profesi, yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan atau ketrampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai ketrampilan tersebut.
- Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam mmenjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang bersangkutan.
- Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan. Hal ini berkembang sesuai tuntutan tingkat pelayanan yang diberikan kepada para pengguana jasa profesi tersebut.
C. Pendekatan Berorientasi Karekteristik
Orientasi ini melihat bahwa proses profesional juga dapat ditinjau dari karrakteristik profesi/pekerjaan. Ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling terkait, yaitu:
- Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi
- Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi
- Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus.
- Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi.
- Sertifikasi keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional.
- Proses tertentu sebelum memangku profesiuntuk bisa memikul tugas dan tanggung jawab dengan baik. Proses tersebut misalnya adalah riwayat pekerjaan, pendidikan atau ujian yang dilakukan sebelum memangku sebuah profesi.
- Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide diantara anggota.
- Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malapraktik dan pelanggaran kode etik profesi.
D. Pendekatan Orientasi Non-Tradisional
Pendekatan orientasi non-tradisional menyatakan bahwa seseorang dengan bidang tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi. Orientasi ini memandang perlunya dilakukan identifikasi elemen-elemen penting untuk sebuah profesi, misalnya standarisasi profesi untuk menguji kelayakannya dengan kebutuhan lapangan, sertifikasi profesional, dan sebagainya.


Comments
Post a Comment